Woouw, Uis Nipes Challenge Viral di Tengah Pandemi

 

Bagi kamu yang aktif di media sosial tentunya sudah tidak asing dengan uis nipes challenge. Ya, challenge ini merupakan modifikasi dari pass the brush challenge yang saat ini sedang viral terutama di aplikasi tiktok dan instagram. Bedanya hanya pada properti yang dipakai yaitu kuas rias diganti uis nipes.

Konsepnya sederhana, before dan after. Talent semula berpenampilan seadanya sebelum ia mengambil uis nipes dan mendekatkannya ke kamera. Jreng…jreng… ketika uis nipes atau beka buluh diambil lagi, penampilannya berubah menjadi kece badai makjleb uhuiii. Si talent selanjutnya melemparkan kembali uis nipesnya ke talent berikutnya, begitu seterusnya sampai stok talent habis atau sudah capek.

Uis nipes challenge ini bisa dibilang sebagai bagian dari kegabutan para netizen dalam menghadapi anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah akibat pandemi covid-19. Tentu saja, anjuran yang sudah berlangsung berminggu-minggu tersebut menimbulkan kebosanan.

Akhirnya bermunculan ide-ide kreatif para netizen yang budiman dan selalu benar, dalam mengekspresikan diri maupaun untuk sekedar hiburan. Sebenarnya apa sih yang membuat para netizen tertarik untuk meramaikan khasanah challenge ini di tiktok dan Instagram guys?

 

Challenge Mudah

Salah satu netizen yang berhasil dikulik pendapatnya, Erika Selviana br Sitepu mengatakan, ia dan teman-temannya sebenarnya ingin membuat konten pass the brush challenge. Sayangnya tak ada di antara mereka yang pandai merias diri menggunakan make up. Daripada tidak ada konten sama sekali akhirnya disepakati memakai properti uis nipes dan beka buluh.

‘Proses Challenge ini ternyata sangat mudah, dengan modal HP dengan kamera yang bagus bisa menghasilkan gambar yang bagus juga. Sebagian membuatnya melalui tiktok, yang tak punya tiktok bisa melalui kamera biasa,’ ujarnya.

Lain halnya dengan Audry Yaneta br Sinuhaji. Ia menuturkan, ide uis nipes terbersit karena challenge lempar kuas sudah sangat biasa. Ia dan teman-temannya ingin membuat sesuatu yang beda dan ada kaitannya dengan budaya Karo.

‘Bikinnya enggak lama kok. Konsepnya saya meminta teman-teman untuk mengirimkan video masing-masing memakai uis nipes dan kemudian saya edit dan upload ke instagram,’ katanya.

Bicara soal kepuasan, Audry mengatakan kebersamaan dengan teman-temannya meski meski hanya melalui dunia maya menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Selain  itu mereka merasa bangga ikut ambil bagian dalam mengangkat budaya Karo ke ranah media sosial.

Netizen lainnya, Jesi Rupianta br Ginting menuturkan, ikutan uis nipes challenge karena diajak oleh seorang teman. Kebetulan saja, tim challenge yang konsepnya beru silima itu kekurangan personil beru Ginting. Jesi mengaku tak mengenal semua anggota tim tapi kekompakan terjalin dalam proses produksi kontennya.

‘Saya puas dengan hasilnya, bisa berkolaborasi dengan orang yang bahkan kita tidak kenal sama sekali. Saya sendiri yang beda karena enggak tahu konsepnya seperti apa. Yang lain uis nipes dibungkuskan ke badan, saya hanya menyelempangkan saja,’ ujarnya.

 

Uis nipes challenge ini ternyata tak hanya digandrungi anak muda lho guys. Emak-emak kekinian juga enggak mau ketinggalan untuk ikutan bikin challenge ini. Emi Meliyanti br Sebayang misalnya, bersama teman-teman Moria-nya juga bikin kreasi yang kemudian dibagikan di instagram.

Menurut ibu dua anak ini, ide uis nipes challenge merupakan spontanitas semata. Lantas terbersit ide memakai kebaya dan uis nipes karena sudah terlalu lama di rumah dan kangen mendatangi pesta adat Karo. Nah, melalui momentum ini pakaian pesta bisa dipakai meski tidak pergi kemana-mana.

‘Awalnya mau buat lagu original tiktok tapi setelah videonya jadi sepertinya kurang nyambung. Nah kami mix lagu Mejuah-juah biar lebih nyambung dengan uis nipesnya,’ ujarnya.

Emi menuturkan uis nipes merupakan ciri khas Karo sehingga ia sangat bangga memakainya. Menurutnya jenis tenunan Karo itu bila dipadukan dengan kebaya terlihat lebih unik dan anggun saat dipakai ke pesta.

‘Inilah cara kami ibu-ibu Moria untuk melestarikan budaya Karo agar tidak punah. Kami melihat sekarang ini kecenderungannya anak-anak muda banyak yang sudah tidak paham apa kegunaan uis nipes itu,’ ungkapnya.

 

Kian Beragam

Memang nih guys, dalam beberapa hari terakhir ini permintaan untuk repost uis nipes challenge kepada kami sangat tinggi. Banyak sekali konten dengan kreasi dan modifikasi uis nipes challenge yang bermunculan.  Makin ke sini variasi challenge ini kian beragam bahkan ada yang pengerjaannya terkesan sangat serius.

Para netizen juga sepertinya sangat menyukai konten-konten challenge tersebut. Hal ini terlihat dari tingginya impresi setiap kali challenge ini diunggah kembali ke feed Karo_News kiriman dari para netizen.

Di luar dari konteks viralnya uis nipes challenge ini, creator-kreator Karo patut diancungi jempol. Dengan cara seperti itu uis nipes kembali populer di kalangan anak muda Karo. Ada yang bahkan sampai bikin quote ‘Ikuti zamanmu tapi jangan tinggalkan budayamu!’. Kalau bukan kita, siapa lagi yang melestarikan budaya kita.

Tidak kalah ramai juga di kalangan netizen seputar pengaruh pemakaian uis nipes dan beka buluh terhadap penampilan seseorang. Ada yang berpendapat bahwa penamilan seseorang terlihat makin oke jika memakai uis nipes atau beka buluh.

Nah, menurut kamu yang pakai uis nipes tambah cetarr enggak penampilannya guys? Lebih fokus lagi, yang bikin cantik itu sebenarnya uis nipesnya ataukah filter kameranya? Silakan merenung, kami pamit pulang dulu.

Categories: Seni-budaya

Jelang Natal Moria GBKP, Ratusan Pengungsi Sinabung Dapat Pengobatan Gratis

Plt Bupati Karo, Terkelin Brahmana SH menerima audensi Ketua Umum Panitia, dr Rahmenda Br Sembiring dan panitia lainnya, kemarin di kantor bupati, Kabanjahe. (SIB)

Plt Bupati Karo, Terkelin Brahmana SH menerima audensi Ketua Umum Panitia, dr Rahmenda Br Sembiring dan panitia lainnya, kemarin di kantor bupati, Kabanjahe. (SIB)

KABAN JAHE: Sebagai wujud cinta kasih kepada sesama tanpa membeda-bedakan suku, golongan dan agama, Moria GBKP diharapkan memprioritaskan perhatian kepada sesama yang kurang mampu dan membutuhkan perhatian. Wujudnya bisa dalam bentuk pengobatan gratis, anjangsana dan bakti sosial atau kegiatan sosial lainnya.

Demikian dikatakan Plt Bupati Karo, Terkelin Brahmana, SH ketika menerima audensi Ketua Umum Panitia Natal Moria Moderamen GBKP dr Rahmenda Br Sembiring dan panitia lainnya kemarin di ruang kerjanya. “Ini perlu dan sangat dibutuhkan masyarakat saat ini. terutama pengungsi atau korban erupsi Sinabung di berbagai desa saat ini. Perbuatan itu lebih menyentuh dan dibutuhkan warga daripada kata-kata,” tegas Terkelin.

Dr Rahmenda seusai audensi mengatakan bahwa, sebelum perayaan Natal yang direncanakan 20 Desember 2014 di Lapangan Samura Kabanjahe telah diadakan pengobatan massal di Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket bekerjasama dengan Badan Pelayanan Kesehatan Moderamen dan Pemkab Karo serta IDI Tanah Karo. Panitia Natal tersebut telah terbentuk. Diantaranya, Ketua Umum, dr Rahmenda Br Sembiring, Koordinator Kesehatan dr Hartawati Br Tarigan.

Sedangkan badan kesehatan dari GBKP terdiri dari : Pt Ratur Sitepu, Elieser Ginting dan Perikuten. Dari Pemkab Karo dr J Perangin-angin, Dirut RSU Kabanjahe, dr Jasura Pinem, dr Johannes Sitepu, dr Deddy Pinem, dr Elvi Susanti Br Sitepu, dr Nathalia Br Tarigan, dr Verayanatal Br Bangun dan lainnya. (SIB)

Categories: Sinabung

DPD Bantu Pemkab Karo Urus Izin Relokasi Pengungsi Sinabung ke Siosar

Warga desa di kaki Gunung Sinabung terpaksa mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah (merdeka.com)

Warga desa di kaki Gunung Sinabung terpaksa mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah (merdeka.com)

KABAN JAHE: Penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung menyangkut masyarakat pengungsi, perbaikan infrastruktur dan perbaikan lahan pertanian masyarakat akan dibicarakan secara sinergis bersama pemerintah pusat. Jadi bukan hanya menyangkut bantuan obat-obatan, tapi juga menyangkut penanganan relokasi di hutan produksi Siosar.

Relokasi ke Siosar sudah final dan sebelumnya telah disetujui oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono saat masih menjabat Presiden RI berkunjung ke Tanah Karo 23 Januari 2014 lalu.

Hal ini dikatakan oleh Anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MM didampingi  Kepada Badan POM Pusat Dr. Roy A Sparingga Mapp SC, Kepala Balai Besar POM Medan, Drs. Alibata Harahap Apt Mkes, Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi Sumut,  Amin Wijaya di sela-sela memberikan bantuan obat dan makanan kepada pengungsi erupsi Sinabung yang diterima oleh Plt. Bupati Karo Terkelin Brahmana SH didampingi Dandim 0205/TK Letkol Inf Asep Sukarna, Waka Polres Karo Kompol A. Sinurat dan Kepala BPBD Karo Ir. Subur Tambun MM, Minggu (26/10) di Posko Utama Pendopo Rumah Dinas Bupati Karo Kabanjahe.

Plt. Bupati Karo berterima kasih atas perhatian dan bantuan pihak POM Pusat. Terlebih berkenan hadir ke posko utama bersama seluruh rombongan. “Kita mengharap, erupsi Sinabung segera berakhir dan mengharap kepada media agar dapat memberitakan informasi yang akurat dan konstruktif. Dengan demikian, media dapat memberikan kesejukan dan ketenangan kepada masyarakat, khususnya kepada para pengungsi,” harap Brahmana.

Tidak Ada Masalah

“Permasalahan selama ini hanya mis communication antara Pemprovsu dan Pemkab Karo. Izin pinjam pakai sekitar 450 Ha untuk areal pertanian warga tiga desa dan perizinan akses jalan menuju daerah relokasi akan segera terbit. Perlu koordinasi yang lebih intensif,” ujar Parlindungan

“Saya sudah bicara dengan pihak Gubernur Sumatera Utara bahwa pihaknya dapat mengeluarkan ijin akses jalan sepanjang 5 Km secara bertahap.

Selanjutnya DPD RI siap membantu Pemkab Karo mendapatkan izin dari Mentri Kehutanan setelah nanti Kabinet Presiden RI, Jokowi-JK sudah terbentuk. Ini janji DPD RI kepada Pemkab Karo untuk membantu masyarakat pengungsi, khususnya masyarakat yang terkena relokasi warga Desa Sukameriah, Bakareh dan Simacem,” ujar Parlindungan.

Awan Panas Tiap Hari

Pada kesempatan itu Dandim 0205/TK Letkol Inf Asep Sukarna dalam sambutannya mengatakan, sejak 5 Oktober 2014 sampai dengan 26 Oktober 2014 erupsi awan panas tiap hari terjadi. Bahkan banjir lahar dingin pun mengancam masyarakat di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Lau Borus. “Karenanya kita telah meninggkatkan penjagaan memasuki zona merah dan warga di sekitar DAS Lau Borus diimbau agar saat musim hujan saat ini untuk menjauh dari pinggir sungai.  Bahkan masalah lain yang mungkin harus ditangani Pemkab Karo ke depan adalah warga di luar zona merah yang harus mengungsi terpaksa menanggung beban sewa rumah dan lahan pertanian,” katanya.

Situasi Gunung Sinabung berbeda dengan gunung yang lain. Tidak tahu kapan akan berakhir. Masalah lain pemukiman dan areal pertanian berada di sekitar Gunung Sinabung itu sendiri. Sedang Gunung Berapi lainnya tidak. Inilah kendala yang harus dihadapi oleh Pemkab Karo dan Dan Satgas sampai saat ini, ungkap Asep. (Analisa)

Categories: Sinabung

PSMTI Donasikan 5 Ton Beras kepada Pengungsi Sinabung

Ketua PSMTI Sumut, Eddy Djuandi didamnpingi Ketua PSMTI Tanah Karo,   PSMTI  menyerahkan bantuan lima ton beras di Tiga Posko  Pengungsi Sinabunng. (Analisa)

Ketua PSMTI Sumut, Eddy Djuandi didamnpingi Ketua PSMTI Tanah Karo, PSMTI menyerahkan bantuan lima ton beras di Tiga Posko Pengungsi Sinabunng. (Analisa)

KABAN JAHE: Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumut, Medan  dan  Cabang Tanah Karo memberikan bantuan kepada pengungsi    Sinabung  di tiga Posko yang berada di Kabanjahe dan Berastagi, Minggu, (26/10).

Rombongan  PSMTI Sumut dan Medan yang terdiri dari Ketua PSMTI Sumut Eddy Djuandi didampingi Wakil Ketua, Solihin Chandra, Drs Hendra Prawira,  Bendahara, Kunjung SH, Sekretaris PSMTI Medan,  Helly Luis SE Wakil Bendahara, Rudy Wijaya  dan Ketua PSMTI Cabag Tanah Karo Alex Chandra, Wakil Ketua  Ucok Sugito.

Mereka mengunjungi tiga posko pengungsi, masing masing Posko Gereja Batak Kristen Protestan (GBKP)  Kabanjahe Kursus Wanita Kristen GBKP dan Klasis GBKP di Brastagi. Diketiga Posko pengungsi itu, PSMTI menyerahkan bantuan  beras  lebih dari lima ton, 150 kotak mie instan  dan puluhan  minyak goreng.

Posko GBKP Kabanjahe yang berada di Jalan Kotacane PSMTI menyerahkan 2,5 ton beras, mie instan dan, minyak goreng. Posko ini  terbesar  menampung pengungsi  Sinabung  sebanyak 200 KK.

Di Posko Kursus Wanita Kristen GBKP, Berastagi, PSMTI menyerahkan bantuan beras 1 ton, mie instan dan  minyak goreng, di GBKP Klasis Berastagi, PSMTI menyerahkan bantuan beras 1,5 ton dan mie instan dan minyak goreng. Dikedua Posko ini ditampung pengungsi 241 KK

Suasana haru terjadi ketika rombongan PSMTI disambut   panitia Posko, Natanisi Boru Sembiring dan mewakili pengungsi, Riani Br Tarigan   yang berada di Posko GBKP Kabanjahe.   Natanisi Boru Sembiring dan  dan Riani Boru Tarigan menyambut  sukacita penyerahan bantuan dari PSMTI Sumut.

”Ini menunjukan  PSMTI Sumut peduli dengan nasib para pengungsi  di Tanah Karo, kami doakan semoga semua dermawan yang  berpartisipasi  mendapat  rezeki yang  berlimpah  dan maju dalam usahanya,” ungkap  Natanisi  Sembiring.

Di Posko KW GBKP  dan di  Klasis GBKP Berastagi,  PSMTI menyerahkan  bantuan beras 2,5 ton ditambah mie instan dan minyak goreng, untuk kedua Posko.. Di ketiga  Posko itu, pengungsi kebanyakan warga  asal  Desa Sukanalu  dan Si Garangh Garang Garang.

Di Posko, KW GBKP Dan Klasis GBKP Berastagi rombongan PSMTI,  koordinator, Posko Sermpurna Manalu dan Kepala Desa Si Garang Garang, Syarifuddin Sitepu dan Agen Sitepu menyampaikan  terimakasih  dan berjanji akan memanfaatkan semua sumbangan untuk kepenting kebutuhan  para  pengungsi.

Diketiga Posko itu, secara simbolis Ketua PSMTI Sumut Eddy Djuandi dan Ketua PSMTI Tanah Karo, Alex Chandra   menyerahkan bantuan kepada  kordinator poskonya masing masing.

“Ini merupakan  ketulusan dari jajaran PSMTI dan para dermawan untuk membantu pengungsi yang  tertimpa  musibah  di Tanah Karo,  semoga bencana yang menimpa  akan segera  berakhir dan para pengungsi semua bisa kembali  ke rumahnya masing masing seperti biasa,” kataEddy Djuandi. (Analisa)

Categories: Sinabung

DPRD Karo Minta Pemerintah Serius Menangani “Hidup-Mati” Ribuan Pengungsi Sinabung

Pimpinan sementara DPRD Karo Ketua Nora Else Surbakti (tengah) Wakil Ketua Inolia Br Ginting (kanan) dan Iriani Br Tarigan, anggota, Jumat (24/10) (SIB)

Pimpinan sementara DPRD Karo Ketua Nora Else Surbakti (tengah) Wakil Ketua Inolia Br Ginting (kanan) dan Iriani Br Tarigan, anggota, Jumat (24/10) (SIB)

KABAN JAHE: Kehadiran Presiden RI, ketika itu Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Kapolri, Panglima TNI dan seluruh Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II ke Tanah Karo, Kamis, 23 Januari 2014 lalu, membuktikan besarnya perhatian pemerintah pusat terhadap penanganan masyarakat pengungsi erupsi Sinabung harus diapresiasi.

Sayangnya, sampai saat ini perizinan jalan menuju daerah relokasi untuk penempatan 370 kepala keluarga dari tiga desa, masing-masing Desa Sukameriah, Bakerah dan Simacem belum kunjung tuntas, termasuk izin pinjam pakai sekitar 450 hektar kawasan hutan produksi “Siosar” untuk areal pertanian warga tiga desa itu.

Padahal, banyak lokasi jalan yang melintasi kawasan hutan lindung seperti jurusan Tahura-Desa Jaranguda tahun 70-an lancar dan tidak dipermasalahkan.

Kenapa menyangkut hidup-matinya khalayak ramai masyarakat yang terkena bencana erupsi dan memohon izin jalan dan pinjam pakai di kawasan hutan produksi dan sekali lagi bukan kawasan hutan lindung, kesannya dipermasalahkan?

“Hal ini perlu kesadaran semua pihak, khususnya pemerintah Pusat dan Pemprovsu. Wajar tidak permohonan izin jalan dan pinjam pakai untuk lokasi pertanian warga yang terpaksa diungsikan untuk dipersoalkan?” kata pimpinan sementara DPRD Karo, Nora Else (Ketua), Inolia Br Ginting (Wakil Ketua) dan anggota, Iriani Br Tarigan kepada SIB, Jumat (24/10) di ruang kerjanya, kantor DPRD Karo, Jalan Veteran, Kabanjahe.

Menurut mereka, pimpinan dan anggota DPRD Karo bukan tidak memPedomani aturan yang berlaku. Artinya, bukan mau mengabaikan aturan atau mekanisme yang berlaku, tapi DPRD Karo ingin menggugah hati pejabat terkait; baik pemerintah Pusat maupun Pemprovsu untuk menolerir permasalahan, mengingat peruntukan jalan dan lokasi itu untuk hidup ribuan warga dari daerah asalnya yang terkena bencana erupsi Sinabung.

Diharapkan, lanjut Inolia dan Iriani bahwa, penanganan warga korban erupsi Sinabung, khususnya masyarakat desa yang terkena relokasi perlu diprioritaskan pemerintah Pusat dan Pemprovsu. Kawasan hutan produksi Siosar milik pemerintah pusat dan segala sesuatunya adalah hak dan wewenang pemerintah Pusat melalui Pemprovsu. Walaupun demikian, tambah Inolia dan Iriani lagi, Pemkab Karo, khususnya Sekda, dr Sabrina MARS harus “jemput bola” dengan selalu meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait seperti Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan Pemprovsu.

“Sebab, peranan Sekda selaku pejabat pemerintahan Pemkab Karo harus lebih agresif menangani perizinan ini dan tidak tinggal diam. Melainkan selalu online dengan pejabat terkait demi kelancaran proses perizinan tersebut,” tegas Inolia dan Iriani.

Plt Bupati Karo Terkelin Brahmana SH yang dikonfirmasi SIB, Minggu (26/10) di sela-sela kunjungan anggota DPD RI Parlindungan Purba dan Badan POM Pusat Roy A Sparingga di pendopo rumah dinas Bupati Karo, mengakui pihaknya belum mendapatkan izin jalan sebagai akses menuju tempat relokasi dan izin pinjam pakai lahan sekitar 450 hektar untuk lokasi pertanian warga tiga desa yang direlokasi.

Mudah-mudahan di awal kepemimpinan Jokowi-JK izin ini dapat segera diterbitkan. Kami Pemkab Karo mengharapkan agar masyarakat korban erupsi, terutama masyarakat tiga desa yang terkena relokasi memaklumi bahwa peruntukan daerah relokasi dan akses jalan menuju lokasi relokasi sepenuhnya wewenang pemerintah Pusat dan Pemprovsu.

“Kita terus berusaha dan komunikasi dengan pemerintah Pusat dan Pemprovsu. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi perizinan jalan dan lokasi 450 hektar ini terbit dan segera kita laksanakan action di lapangan. Termasuk segera melaksanakan site plane (design) tata pemukiman bagi warga yang di lokasi. Pemukiman ini juga kita harapkan menjadi design percontohan budaya daerah untuk tingkat nasional,” jelas Terkelin Brahmana mengharap. (SIB)

Categories: Sinabung

Lahar Dingin Sinabung Landa Desa Perbaji, Warga Was-was

Lahar dingin dari Gunung Sinabung mengalir di Sungai Kera Perbaji Desa Perbaji, Kabupaten Karo, Jumat (24/10). (Analisa)

Lahar dingin dari Gunung Sinabung mengalir di Sungai Kera Perbaji Desa Perbaji, Kabupaten Karo, Jumat (24/10). (Analisa)

TIGA NDERKET: Dalam sehari secara berturut-turut, lahar  dingin Gunung Sinabung turun melanda  Desa Perbaji Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo,  tepatnya di aliran Sungai Kera Perbaji.

Kejadian ini membuat warga yang melintasi Sungai Kera yang pulang dari ladang merasa was-was.

“Sungai  Kera  ini sehari-hari  arusnya kecil dan dapat dilalui  setiap hari menuju perladangan kami. Namun belakangan ini  berobah menjadi sungai lahar dingin yang penuh lumpur dan berwarna coklat, bercampur batu-batu  yang terbawa arus dengan volume besar,” jelas warga.

Menurut pengamatan,  di  Perbaji, Jumat (24/10)  aliran sungai itu besar dan dalam.  Sementara hujan tidak turun dalam skala deras, hanya rintik hujan kecil hitungan menit dan berhenti dalam berapa jam.

“Sudah dua kali lahar dingin turun,  Saat ini besar arusnya, seperti banjir bandang. Batu-batuan terbawa arus lahar dingin,” ungkap warga Kera Perbaji, Irama Br Pelawi didampinggi warga lainnya kepada wartawan.

Dikatakannya, mereka minta kepada pihak Pemkab Karo agar ada upaya untuk membuat beronjong  di sekitar aliran itu untuk keselamatan warga, agar tidak menelan korban jiwa yang nekat melintasi, dan begitu juga untuk mengantisifasi banjir merambah ke pemukiman warga  yang berada di atas sungai itu.

Camat Payung, Anthoni Sembiring kepada wartawan mengatakan, pihaknya menghimbau kepada warga agar tidak nekat melintasi atau n dekat dengan sungai aliran lahar dingin.

“Kita  imbau kepada warga untuk tidak ada beraktifitas di aliran sungai lahar dingin guna menjaga keselamatan jiwa,” jelasnya. (Analisa)

Categories: Sinabung

Seismisitas Sinabung Pkl 00.00-06 WIB

Abu vulkanik masih menyelimuti sejumlah desa di Karo (Satar Ginting Seragih(

Abu vulkanik masih menyelimuti sejumlah desa di Karo (Satar Ginting Seragih(

Siaga G. Sinabung, 27 Oktober 2014; Pkl. 00:00 – 06:00 WIB.

VISUAL:
Cuaca mendung, angin tenang-perlahan ke arah Barat-Barat Daya.
Teramati satu kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.500 meter ke arah Selatan dan tinggi kolom abu 3.000 meter.

SEISMISITAS:
– 67 x Gempa frekwensi rendah;
– 5 x Gempa Hybrid;
– Gempa Tremor menerus,
– 23 x Gempa guguran.

KESIMPULAN:
Aktivitas kegempaan masih tinggi, pembentukan kubah lava masih terus berlangsung, maka Status G. Sinabung masih tetap SIAGA.

Data: PVMBG.
Salam: Surono; Ka. Badan Geologi, Kem. ESDM.

Categories: Sinabung

LPM Dinamika IAIN Gelar Pelatihan Jurnalisme Bencana di Berastagi

24/10/2014 1 comment
Ilustrasi (satuharapan.com)

Ilustrasi (satuharapan.com)

BERASTAGI: Sebanyak 28 peserta berpartisipasi mengikuti pelatihan nasional tentang Jurnalisme Bencana, yang digelar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika IAIN SU. Kegiatan digelar di “Orange City”, Brastagi Kabupaten Karo, sejak 16 sampai 19 Oktober 2014.

Peserta adalah jurnalis mahasiswa dari berbagai daerah, seperti Detak Unsyiah Banda Aceh, LPM Suara Al-Muslim Bireun, Teropong UMSU, Media Pijar USU, Kreatif Unimed, Bom ITM, LPM Genta dan Ganto dari Padang, UKPM Teknokra dan LPM Pilar dari Universitas Lampung, Aktivita dari STAIN Pamekasan Madura, Wartadinus Semarang, Identitas Unhas Makassar, relawan ApePeBe, dan LPM Dinamika IAIN SU.

Kegiatan ini rangkaian dari ulang tahun ke 21 LPM Dinamika IAIN Sumut. “Nantinya akan ada reportase lapangan langsung terjun ke posko pengungsian, dan melihat gunung dari Bukit Gundaling,” kata Ketua Panitia Edo Putra.

Dikatakan, kegiatan ini adalah bentuk rasa kepedulian terhadap korban bencana. Untuk itu, kegiatan ini diharapkan bisa dilaksanakan sebaik mungkin, dan menjadi pembuka pintu mata publik bahwa pengungsi Sinabung memerlukan perhatian.

“Sebagai jurnalis, tentu kita berkewajiban menginformasikan sejujurnya apa yang terjadi saat bencana. Tidak hanya itu, peserta nantinya akan dilatih bagaimana tidak gegabah dalam mengambil berita bencana.” Ungkap Edo.

Acara dibuka di Aula Pusbinsa kampus 2 IAIN SU. Acara ini dihadiri perwakilan Pemkot Medan, yakni Kadis Kominfo Kota Medan, Drs. Darussalam Pohan, MAP sebagai perwakilan Walikota Medan.

Apresiasi

Walikota mengapresiasi kegiatan jurnalisme bencana ini karena menurutnya ini adalah satu kegiatan mahasiswa yang baik.

Pembina LPM Dinamika IAIN SU, Syukri Albani mengatakan, kegiatan ini bermanfaat bagi pers mahasiswa agar mempuyai kapasitas yang baik. Sebagai pemberi informasi, jurnalis bisa memilih kemana ia akan melangkah. Bisa jadi akan ke surga karena pemberitaan yang faktual, bisa jadi ke neraka karena berita kebohongan.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor I IAIN SU, Prof Dr Hasan Asari, MA. Dia mengingatkan bahwa pers mahasiswa tidak bisa dikatakan tidak penting. Kehadirannya dibutuhkan untuk perpanjangan tangan birokrasi kepada mahasiswa dalam hal informasi. (Analisa)

Categories: Sinabung

Ribuan Orang akan Hadiri Sinode dan Jubileum 125 tahun GBKP

Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH foto bersama dengan Ketua Panitia Sidang Sinode GBKP, Ir Setia Dharma Sebayang MM, Ketua Moderamen Pdt Matius Panji Barus MTh serta panitia lainnya, Ir Setiawan Tarigan, Gelora KP Ginting, Mulia Peranginangin, usai audiensi di ruang kerja Sekdaprovsu Lt 8, Kamis (23/10). (SIB)

Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH foto bersama dengan Ketua Panitia Sidang Sinode GBKP, Ir Setia Dharma Sebayang MM, Ketua Moderamen Pdt Matius Panji Barus MTh serta panitia lainnya, Ir Setiawan Tarigan, Gelora KP Ginting, Mulia Peranginangin, usai audiensi di ruang kerja Sekdaprovsu Lt 8, Kamis (23/10). (SIB)

MEDAN: Sidang Sinode Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) XXXV dan Jubileum 125 tahun GBKP akan digelar di Suka Makmur Taman Retreat Center Sibolangit 11-17 April 2015 dan  Jubileum 125 tahun GBKP 18 April 2015 di Lapangan Samura Kabanjahe.

Hal itu dikatakan Ketua Panitia Sinode ke-35 GBKP Ir Setia Dharma Sebayang MM  didampingi Ketua Moderamen GBKP Pdt Matius Panji Barus MTh, Ir Setiawan Tarigan (Sekretaris), Gelora KP Ginting dan Mulia Perangin-angin (Sekum) saat audiensi ke Kantor Gubsu yang diterima Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH mewakili Gubsu di ruang kerja Sekdaprovsu lantai 8.

Dijelaskan Ketua Panitia Sinode, penyelenggaraan sidang Sinode ke-35 dan Jubileum 125 tahun GBKP, adalah untuk melaksanakan Tri Tugas panggilan gereja, yakni kesaksian, persekutuan dan pelayanan dengan agenda utama: evaluasi pelayanan GBKP selama 5 tahun berjalan, menyusun program pelayanan GBKP 5 tahun ke depan, pemilihan Moderamen GBKP untuk 5 tahun ke depan, peringatan masuknya Injil kepada masyarakat suku Karo (Jubileum ke-125 tahun) dan perencanaan pembangunan menara GBKP dan rehabilitasi kantor Moderamen. Acara puncak Jubileum 125 tahun GBKP akan dihadiri 15-20 ribu jemaat GBKP se-Indonesia dan akan mengundang Presiden RI Jokowi, para menteri dan juga Gubsu. Juga diundang negara sahabat seperti missionaris dari Jerman, Belanda Amerika, Inggris dan negara lainnya.

Ditambahkan Pdt Matius Panji Barus, kedatangan panitia beraudiensi ke Gubsu untuk mengundang Gubsu dan meminta bantuan dan dukungan Pemprovsu untuk suksesnya acara  akbar GBKP tersebut.

“Tahun 2015 kami merencanakan membangun suatu bangunan fisik yang dapat menjadi penanda/momentum 125 tahun dalam perkembangan dan keberadaan GBKP sebagai organisasi jemaat dan mission Tuhan di muka bumi.

Dijelaskannya, untuk Sidang Sinode ke-35 GBKP  di Suka Makmur, Sibolangit panitia membatasi hanya utusan dari tiap-tiap GBKP se-Indonesia sehingga jumlahnya 1.500 orang, lain halnya Jubileum semua diundang.

Sementara Nurdin Lubis dalam kesempatan itu berterimakasih kepada panitia atas peran serta jemaat GBKP  mendukung pembangunan di Sumut di bidang kerohanian. Pemprovsu mendukung Sidang Sinode ke-35 GBKP dan Jubileum ke-125 tahun GBKP yang akan dilaksanakan April 2015.

“Di era globalisasi peran gereja sangat diperlukan untuk menuntun akhlak dan prilaku masyarakat dalam membangun Provsu ke depan,” ujarnya.

Sekdaprovsu yang didampingi Kominfo Provsu Gelora Viva Sinulingga SE dan Biro Binkemsos Setdaprovsu, Rosmawaty Nadeak mengatakan, Program GBKP akan dimasukkan pada Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan disesuaikan dengan visi/misi Gubsu. Sumut harus dapat berdaya saing,  mengingat  banyaknya proyek dan para investor di Sumut, sehingga kita harus mempunyai daya saing termasuk peran gereja untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM). (SIB)

Categories: Religi

Desa Budaya Lingga Diharapkan sebagai Motivator Penggerak Gotong-royong

Tokoh masyarakat S Sinulingga dan Marthin Luther Sinulingga didampingi kepala desa dan camat memberikan “manuk sangkep” kepada Plt Bupati Karo, Terkelin Brahmana SH di lost Desa Lingga. (SIB)

Tokoh masyarakat S Sinulingga dan Marthin Luther Sinulingga didampingi kepala desa dan camat memberikan “manuk sangkep” kepada Plt Bupati Karo, Terkelin Brahmana SH di lost Desa Lingga. (SIB)

SIMPANG EMPAT: Desa Lingga Kecamatan Simpangempat Kabupaten Karo diharapkan sebagai motivator penggerak gotong royong dalam upaya menjaga dan meningkatkan kebersihan dan kebersamaan antarwarga. Selain itu, Desa Lingga juga diharapkan dapat memelihara serta mengapresiasi budaya sehingga kehidupan warga tetap terpelihara santun, ramah dan bertatakrama serta beretika.

Demikian dikatakan Plt Bupati Karo Terkelin Brahmana SH, Kamis (23/10) saat mencanangkan bulan bhakti gotong royong di Desa Lingga dengan memberikan sarana kebersihan kepada masing-masing kepala desa.
Dihadiri ratusan warga, camat, kepala desa, anggota  DPRD Marthin Luther Sinulingga dan T Ginting serta pimpinan SKPD, pencanangan bulan bhakti juga dipertunjukkan atraksi budaya tarian “Gundala-Gundala, ndikkar”.
Di akhir acara, tokoh masyarakat S Sinulingga dan Martin Luther Sinulingga didampingi Kepala Desa Serpis Ginting, Camat Simpangempat Verawenta Br Surbakti memberikan “manuk sangkep” (seekor ayam yang telah dimasak siap disantap sebagai salah satu budaya penghargaan dan doa kepada seseorang) kepada Plt Bupati Karo Terkelin Brahmana.
Menurut Sinulingga, pemberian “manuk sangkep” sebagai wujud penghargaan dan doa agar sehat-sehat dan sukses kepada Terkelin Brahmana dalam menjalankan tugas. (SIB)
Categories: Seni-budaya